Konsumsi listrik masyarakat di Indonesia semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi. Dalam menghasilkan listrik Indonesia masih banyak mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang bahan bakar utamanya adalah Batubara. Proses pembakaran batu bara ini menghasilkan limbah padat yang dikenal luas sebagai abu terbang atau fly ash.
Guru Besar di Bidang Ilmu Teknik Sipil UK Petra Prof. Antoni, S.T., M. Eng., Ph.D., menjelaskan limbah tersebut menyebabkan pencemaran lingkungan. Oleh sebab itu ia mencoba melakukan riset limbah tersebut menjadi pengganti semen dalam beton.
“Jika dibuang begitu saja, dibiarkan menumpuk dan tidak diolah, limbah abu terbang atau fly ash ini dapat menyebabkan pencemaran lingkungan secara masif,” kata Prof. Antoni.
Riset yang menjadi pengantar Prof. Antoni sebagai Guru Besar hari ini (Jumat 11 Maret 2022) ingin menekankan dalam memanfaatkan fly ash, khususnya dari PLTU diperlukan pemahaman kualitasnya. Sebagai limbah, tidak semua fly ash memiliki kualitas baik dan seragam. Sehingga diperlukan tahap evaluasi terlebih dahulu, jika sudah bisa memanfaatkannya dengan maksimal, produksi beton di Indonesia bisa dilakukan secara massa.
Guru besar yang juga Kepala Laboratorium Beton dan Konstruksi UK Petra ini menjelaskan fly ash sudah mulai dimanfaatkan dalam pembuatan beton di Indonesia, namun umumnya hanya dengan kadar rendah, antara untuk menggantikan semen sebesar 20-30% saja.
“Padahal kadar penggunaannya ini masih bisa ditingkatkan kembali, bahkan hingga 100%,” kata Doktor-nya di Hokkaido University, Jepang ini.
Agar kualitas beton dapat dijaga tetap bagus, Prof. Antoni menambahkan fly ash yang digunakan perlu melalui proses quality control. Selama penelitian, pihaknya mengembangkan metode quality control mutu fly ash yang dapat dilakukan dengan cepat, yakni Rapid Indicator.
Menurutnya, pemanfaatan limbah abu terbang secara konsisten dapat mengurangi masalah lingkungan, sekaligus mengurangi penggunaan semen, yang produksinya juga menghasilkan gas karbon dioksida yang meningkatkan efek rumah kaca.
“Apalagi pemanfaatan semen secara efisien dan efektif, disertai dengan pemanfaatan limbah abu terbang sebagai material pengganti sebagian semen, mampu menghasilkan mutu beton yang baik dan tahan lama serta mempunyai nilai ekonomis tinggi.”, tambah Antoni.
Lebih rinci dosen prodi Teknik Sipil UK Petra asal Pematang Siantar tersebut menjelaskan bahwa fly ash ini memiliki kualitas yang bervariasi dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan adanya perbedaan sumber batubara, temperatur pembakaran batubara, dan variabel lainnya. Biasanya beton yang menggunakan fly ash ini akan berwarna agak kecoklatan dan terjadi peningkatan mutu pada umur lanjut.
Perlu diketahui, tahun 2021 jumlah limbah fly ash yang dihasilkan di Indonesia tidak kurang dari 8,7 juta ton per tahun, yang berhasil di daur ulang hanya lebih kurang 10%. Semula memang fly ash dikategorikan sebagai material B3, namun sesuai dengan PP nomor 22 tahun 2021, fly ash tidak lagi dikategorikan sebagai limbah berbahaya.