Gerakan pengelolaan sampah oleh berbagai pihak menjadi salah satu solusi pencemaran lingkungan. Upaya tersebut dilakukan dengan mendaur ulang maupun penggunaan kembali sampah. Pengelolaan sampah di Kota Surabaya kerap dikenal dengan Bank Sampah, di mana masyarakat bisa mengumpulkan jenis sampah dengan kriteria tertentu dan dijual ke bank sampah tujuan, seperti Bank Sampah Induk Surabaya (BSIS) dan Bank Sampah Untag Surabaya.
Bank Sampah Pertama di Untag Surabaya
Enam Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya telah menggagas pengadaan bank sampah di kampus. Tujuannya memberikan kesadaran akan nilai jual sampah dan membantu perekonomian masyarakat.
“Bank sampah ini baru pertama ada di Untag,” kata Aritma Widyastuti, salah satu penggerak bank sampah Untag.
Berawal dari Program MBKM & Magang di BSIS
Aritma menjelaskan pembuatan Bank Sampah Untag Surabaya ini merupakan hasil dari program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka.
Saat mengikuti program MBKM, enam mahasiswa Ilkom Untag Surabaya magang di Bank Sampah Induk Surabaya (BSIS). Berlangsung selama dua bulan, keenam mahasiswa tersebut dipercaya BSIS untuk membuka bank sampah di kampus.
Keenam mahasiswa tersebut meliputi Dinda Kirani S, Reymus Jordan Kurniawan, Aritma Widyastuti, Dyah ayu Tri Untary, Tarisa Ikhtiara dan Sofia Nailul.
Bank Sampah Untag Surabaya Hadir Bantu Ekonomi Pegawai Kantin
Kehadiran bank sampah di Untag Surabaya mendorong masyarakat untuk saling membantu. Seperti yang dilakukan para pemilik kantin Untag yang membantu salah satu pemilik kantin yang kurang laku. Gerakan yang dilakukan yakni dengan mengumpulkan sampah plastik, lalu dijual ke Bank Sampah Untag Surabaya.
“Jadi semua sampah dikumpulkan di sudut kantin, dan hasilnya diberikan pada ibu yang kantinnya kurang laku,” kata Aritma.
Pihaknya berharap lebih banyak masyarakat yang menyadari nilai jual sampah dan saling membantu satu sama lain.
Nasabah Terus Bertambah
Saat ini Bank Sampah Untag Surabaya memiliki kurang lebih 30 nasabah, meliputi pemilik kantin, mahasiswa dan juga dosen. Para nasabah bisa menjual sampah yang memiliki nilai jual seperti plastik, besi dan sampah botol kaca.
“Untuk detail kriteria sampah yang bisa ditukarkan bisa diakses di Instagram kami @banksampahuntag_sby,” kata Aritma.
Langkah selanjutnya, mahasiswa angkatan 2019 namanya Aritma ini mengatakan pengurus Bank Sampah Untag Surabaya akan berganti untuk angkatan berikutnya. Sehingga program bank sampah masih terus berjalan meski pengurus pertama lulus nantinya. Fiy.