Efisiensi bangunan dalam kota menjadi tantangan bagi pemerintah dan masyarakat di sekitarnya. Semakin sedikit bangunan kosong atau mangkrak, semakin bagus pula kualitas kesehatan lingkungan, sosial dan kecantikan kota. Namun, di Kota Surabaya terdapat bangunan-bangunan mangkrak yang belum terhitung jumlahnya yang perlu ditangani oleh pemerintah dan seluruh elemen masyarakat.
Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Dr. Ir, Hj. Retno Hastijanti menyampaikan diperlukan mapping bangunan mangkrak di Kota Pahlawan ini. Agar kita bisa mencari solusi atas permasalahan tersebut.
“Upaya ini penting dilakukan, karena bangunan mangkrak juga berdampak pada terjadinya urban heat island (UHI),” kata Retno yang juga dosen Arsitektur Untag Surabaya ini.
UHI adalah fenomena alam yang berkaitan dengan iklim, yakni terjadinya peningkatan suhu yang sangat panas di pusat kota dibandingkan dengan area di sekitarnya.
Menurutnya bangunan modern yang banyak tidak digunakan atau rumah-rumah baru bisa memberikan dampak pada UHI karena bahan yang digunakan tidak alami atau ramah lingkungan. Selain itu, bangunan yang mangkrak berdampak pada lingkungan, kurangnya penghijauan di kawasan bangunan, kebersihan, dan keamanan area.
“Dalam melakukan mapping perlu kerjasama dari akademisi, komunitas dan masyarakat,” papar Hasti.
Ia mengatakan dalam mengidentifikasi bangunan mangkrak jenis building vertical sangat mudah. Akan tetapi, untuk identifikasi bangunan kecil seperti rumah-rumah yang mangkrak masih cukup kesulitan. Biasanya meski rumah tidak dihuni oleh pemiliknya, pembayaran pajak bangunan tetap terbayarkan.
Peran RT/RW juga sangat penting dalam mapping bangunan mangkrak, tambah Hasti, karena RT/RW bisa memantau secara langsung dan mengetahui kondisi lingkungan warganya.
“Tapi mapping ini penting, dan harus hati-hati, karena nanti kalau dilihat ada kepentingan lain itu akan menjadi rawan. Misalnya kalau jatuh ke makelar tanah, kemudian bisa di-komporin jangan dijual dulu, jadi malah mangkrak,” paparnya.
Dengan adanya kesadaran komunitas seperti Arsitek Komunitas, warga, akademisi dan berbagai pihak ini Hasti berharap kita semua semakin paham bahwa bangunan mangkrak itu tanggungjawab bersama. Semua elemen masyarakat gotong royong mencari solusi adanya bangunan mangkrak yang berdampak pada kesehatan lingkungan. Fiy.