Menempuh jenjang pendidikan formal membutuhkan perlengkapan yang cukup banyak, baik buku, seragam, alat tulis dan peralatan lainnya yang menunjang belajar siswa. Bagi masyarakat menengah kebawah perlengkapan tersebut bisa menjadi masalah sehingga menyebabkan siswa putus sekolah. Disisi lain, banyak siswa-siswi yang sudah lulus sekolah jenjang tertentu masih menyimpan perlengkapannya yang layak pakai tersebut. Biasanya bingung mau membuang atau kesusahan cara menyumbangkan barangnya.
Melihat permasalahan tersebut, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membuat aplikasi terintegrasi dengan menghubungkan antara donatur kebutuhan sekolah kepada pihak yang membutuhkan.
“Mulanya kami bingung dengan barang-barang yang dimiliki selama sekolah. Ingin menyumbangkan tapi bingung disumbangkan kemana,” kata Ketua tim Aplikasi Eduly, Muhammad Akmal Rishwanda.
Berangkat Dari Banyaknya Barang Sekolah Menumpuk
Ia menjelaskan dari kegelisahan tersebut muncul ide membuat aplikasi bernama Eduly sebagai wadah penyaluran barang-barang sekolah yang masih layak pakai. Penggunanya adalah masyarakat yang membutuhkan bantuan, masyarakat yang ingin menyumbangkan barang dan tim Eduly sebagai penyalur.
Mahasiswa Departemen Teknik Informatika tersebut menjelaskan semua orang bisa menyumbangkan perangkat sekolah mereka mulai dari alat tulis, buku, baju seragam, hingga barang elektronik.
“Jadi, apabila ada laptop yang sudah tidak terpakai namun masih berfungsi bisa disumbangkan juga,” Demikian jelas Akmal.
Pemberian Barang Tepat Sasaran
Agar tepat sasaran, Akmal bermitra dengan beberapa pihak seperti yayasan panti asuhan atau perorangan yang membutuhkan perlengkapan sekolah. Selanjutnya, agar barang yang diterima tersebut sesuai kebutuhan, Eduly akan merekomendasikan penerima bantuan saat donatur akan menyumbangkan barangnya.
“Jadi donatur tahu kepada siapa barangnya diberikan. Tentunya sesuai dengan kebutuhan,” kata Akmal.
Bisa Dikirim Secara Mandiri atau Melalui Eduly
Proses pengiriman barang bisa dilakukan oleh tim Eduly dengan menggunakan fitur pickup. Nantinya barang akan diambil dan dikirimkan kepada penerima oleh tim. Opsi kedua yakni donatur mengirimkan sendiri barangnya kepada penerima.
Ia menambahkan fitur pickup disediakan untuk memudahkan donatur dalam mengirimkan barang. “Kami mau donatur tidak merasa diberatkan saat mereka ingin menyumbangkan barangnya, sehingga kami sediakan dua pilihan ini,” tutur Akmal.
Harapannya dengan aplikasi Eduly bisa membantu donatur dan penerima bantuan. Sehingga tidak ada lagi barang tidak terpakai dan angka anak putus sekolah di Indonesia bisa berkurang.
Dibuat Bersama Tim dan Peroleh Medali Emas di AISEEF 2022
Gagasan yang dituangkan dalam karya tulis ilmiah ini telah berhasil membawa medali emas pada ajang ASEAN Innovative Science, Environmental, and Entrepreneur Fair (AISEEF) 2022 kategori Social Science, awal Februari lalu. Akmal bersama anggota timnya yakni Tiffany Rachmania Darmawan, Venia Sollery Aliyya Hasna, Muhammad Aqshal Putra Pratama, dan Ariq Ahnafalah Syakban menggarap karya tulis ini selama sebulan dengan bimbingan dosen Siska Arifiani S.Kom., M.Kom.