Kabar

Kerusakan Otak Orang yang Ketergantungan Internet Serupa dengan Pecandu Narkoba

Kerusakan Otak Orang yang Ketergantungan Internet Serupa dengan Pecandu Narkoba

“Seseorang yang mengalami adiksi internet tidak akan bisa menjadi gamer profesional!” tegas dr. Zayn Budi Syulthoni didepan mahasiswa program sarjana Fakultas Psikologi UNTAG Surabaya, Senin (14/10) lalu. Menurutnya, adiksi internet mengubah morfologi otak, membesarkan talamus dan mengecilkan kemampuan kognitif. Seseorang dengan kemampuan kognitif yang rendah akan mengalami kesulitan dengan ingatan, persepsi dan belajar.

Fenomena adiksi (ketergantungan) saat ini banyak bermunculan di kalangan masyarakat. Orang yang ketergantungan internet tidak dapat mengendalikan dirinya sehingga menggunakan internet secara berlebihan dan bahkan susah berhenti. Dalam Psytalk bertajuk ‘Adiksi Internet dari Perspektif Ilmu Kesehatan Jiwa’ ini, dr. Zayn menyebutkan kerusakan bagian otak pada orang yang ketergantungan internet serupa dengan pecandu narkoba.

Dosen Fakultas Kedokteran spesialisasi ilmu Kejiwaan Universitas Airlangga itu memaparkan, “Terjadi peningkatan di daerah otak yang memicu keinginan aktivitas untuk terus memakai internet. Ini mirip dengan mereka yang menggunakan napza.” Sementara resiko untuk mengalami internet addiction baik laki-laki maupun perempuan adalah sama. “Tapi memang lebih banyak remaja,” sambungnya.

Ada banyak gejala kecanduan internet: perubahaan mood ketika berhenti, kebutuhan paket data meningkat, mulai berbohong, bermasalah dengan hubungan sekitar hingga merasa gelisah dan cemas. “Dr. Kimbely Young, peneliti pertama adiksi internet mengusulkan instrument diagnosa kecanduan internet dengan 8 item pertanyaan. Apabila menjawab ya sebanyak 5 dari 8 pertanyaan yang diajukan berarti dia sudah kecanduan internet,” terang dr. Zayn.

Untuk menghindari adiksi internet, pengurangan intensitas penggunaan internet hingga detoks internet bisa menjadi solusi. Sementara untuk seseorang yang sudah mengalami kecanduan akut, dr. Zayn menyebutkan dalam penanganan ilmu psikiatri, pasien akan mendapat obat-obatan yang tak jauh berbeda dengan seseorang yang mengidap skizofrenia.

Post Comment