Memproduksi keripik untuk berbisnis tentunya membutuhkan kapasitas yang cukup banyak. Sehingga membutuhkan tenaga, waktu untuk memotong bahan dasar menjadi keripik. Bahkan produsen juga harus memperhatikan ketebalan keripik agar menghasilkan jajanan yang sesuai dengan selera masyarakat. Nah, jika memotong secara manual, produsen akan membutuhkan waktu lebih lama dan ketebalan keripik pun berbeda-beda. Mengatasi hal tersebut, Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya telah menciptakan mesin pemotong keripik untuk membantu produktivitas Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Mesin yang diciptakan dua Mahasiswa Teknik Mesin Untag Surabaya, Panggalih Priambodo dan Muhammad Khadiq Yahya ini memiliki konsep rancang bangun mesin pengiris menggunakan pisau Rotari dengan variasi putaran motor dan jumlah mata pisau.
“Alat pemotong ini bisa digunakan untuk membuat jenis keripik singkong, tempe, ketela dan juga pisang,” kata Panggalih.
Inovasi ini diciptakan karena adanya permasalahan yang muncul di Kabupaten Trenggalek, yakni banyak produsen menggunakan tenaga manual untuk membuat keripik. Hal tersebut menghambat penjualan keripik sesuai dengan permintaan pasar dan mengurangi kualitas keripik.
Kedua mahasiswa yang berhasil lulus dengan predikat menarik pada wisuda periode 5 Maret 2022 lalu ini menjelaskan bahwa mesin pemotong bekerja dengan sangat sederhana dan mudah digunakan. Daya pada motor 1/4 Hp dengan putaran 1420 rpm, diameter poros yang dipakai 20 mm berbahan S45C, diameter pulley 4 in, 5 in, 6 in berbahan aluminium, bearing dengan diameter dalam 20 mm.
“Mesin ini dengan putaran motor AC yang diperlambat dengan varian pulley yang dayanya diteruskan ke pisau yang berputar, lalu bahan keripik tersebut bergerak lurus menuju arah pisau dan akhirnya terpotong,” terangnya.
Ia menyampaikan pada percobaan mesin untuk produksi keripik tempe diperoleh hasil terbaik dengan persentase 88% irisan layak. Uji coba tersebut dilakukan selama kurang lebih 11 menit. Namun hasil tersebut juga dipengaruhi oleh kualitas bahan dasar keripik yang digunakan, jadi semakin bagus bahannya, semakin menentukan keberhasilan mesin.
“Misalnya tempe yang dipakai merupakan tempe sagu khusus untuk keripik dan tempenya harus benar-benar bagus” katanya.
Mesin yang dibuat ini nantikan akan diberikan pada UMKM keripik di Trenggalek. Namun mesin akan dikembangkan dan dirancang lebih sederhana terlebih dahulu agar lebih mudah digunakan.
Wisudawan Semester Gasal 2021/2022 Untag Surabaya ini berharap dengan mesin pemotong keripik karyanya dapat mendongkrak pendapatan UMKM keripik di Kabupaten Trenggalek. Fiy.