oleh Andhika Wahyudiono*
Tiongkok memiliki peran strategis yang signifikan dalam meningkatkan arus masuk investasi ke negara-negara di kawasan ASEAN, termasuk Indonesia. Sebagai salah satu raksasa ekonomi dunia, Tiongkok telah menjadi salah satu sumber terbesar investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) di ASEAN. Pada tahun 2021, nilai investasi asing langsung Tiongkok di negara-negara ASEAN mencapai USD13,8 miliar, sebuah pencapaian yang luar biasa yang patut diapresiasi.
Ketua ASEAN-Business Advisory Council (ASEAN-BAC), Arsjad Rasjid, mengakui prestasi ini dan berharap agar kemitraan erat antara ASEAN dan Tiongkok dapat terus dipertahankan. Upaya untuk memperkuat kerjasama ekonomi terus dilakukan oleh Indonesia melalui delegasi ASEAN-BAC, yang berusaha untuk menarik lebih banyak investasi dari perusahaan-perusahaan Tiongkok ke ASEAN.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, beberapa pertemuan dilakukan dengan perusahaan-perusahaan Tiongkok seperti Commercial Aircraft Corporation of China (COMAC), FinVolution Group, dan Hycan. Pihak delegasi membahas peluang investasi di ASEAN dan Indonesia dengan perusahaan-perusahaan tersebut.
Pertemuan dengan pihak COMAC membahas kerja sama untuk industri pesawat terbang Indonesia dan ASEAN. Sebagai contoh, maskapai Indonesia, TransNusa, telah menggunakan pesawat buatan COMAC untuk rute Jakarta-Bali sejak April 2023.
Di sisi lain, pertemuan dengan pihak FinVolution Group membahas kerja sama dalam bidang digital finansial, sementara pertemuan dengan pihak Hycan membahas peluang pemasaran kendaraan listrik Hycan di ASEAN.
Untuk memperkuat ikatan ekonomi antara ASEAN dan Tiongkok, delegasi ASEAN-BAC mengundang pejabat pemerintah dan pelaku usaha Tiongkok untuk menghadiri Business Investment Summit 2023 dan ASEAN Business Awards 2023 di Jakarta pada 3-4 September 2023.
Indonesia menjadi salah satu contoh nyata kerja sama sukses Tiongkok di kawasan ASEAN, terutama dalam bidang kesehatan. Perusahaan-perusahaan Tiongkok telah mengembangkan teknologi baru yang inovatif, efektif, dan hemat biaya, terutama dalam bidang biologi dan vaksinasi, untuk membantu mempercepat transformasi kesehatan di Indonesia.
Inovasi Tiongkok dalam bioteknologi, genomik, dan bioengineering menjanjikan kemajuan dalam pengelolaan kesehatan di masa depan, memberikan harapan bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Namun, meskipun investasi Tiongkok ke ASEAN, khususnya Indonesia, terlihat mengalir dengan lancar, terdapat banyak hambatan dalam proses berinvestasi. Salah satu hambatan utamanya adalah persoalan regulasi. Diperlukan kesepakatan yang mengatasi regulasi dan mengurangi hambatan untuk membuka pasar bagi produk-produk inovasi Tiongkok di Indonesia.
Tentu saja, melalui upaya bersama antara Indonesia dan Tiongkok dalam memfasilitasi terciptanya pasar yang menarik untuk hasil inovasi terbaru, termasuk produk life sciences, adalah langkah yang positif. Namun, perlu disadari bahwa kritikan konstruktif juga perlu diungkapkan untuk memastikan bahwa kerjasama tersebut benar-benar memberikan manfaat yang optimal bagi kedua negara, khususnya bagi Indonesia dan ASEAN secara keseluruhan.
Penting untuk memastikan bahwa kerjasama ini dilakukan secara adil dan seimbang, sehingga Indonesia juga mendapatkan manfaat yang setara dengan Tiongkok. Selain memfasilitasi investasi dari pihak Tiongkok, perlu dipastikan bahwa Indonesia juga dapat mengakses teknologi dan pengetahuan yang canggih dari Tiongkok dalam bidang inovasi, termasuk di sektor life sciences. Upaya ini haruslah dilakukan dengan transparansi dan kesetaraan, agar Indonesia dapat mengembangkan kemampuan inovasi dan daya saingnya dalam skala global.
Selain itu, penting juga untuk memastikan bahwa hasil inovasi yang dihasilkan dari kerjasama ini memberikan manfaat yang konkret bagi masyarakat Indonesia dan negara-negara di ASEAN. Produk life sciences yang dihasilkan harus memiliki kualitas yang tinggi, aman, dan dapat diakses oleh masyarakat dengan harga yang terjangkau. Dalam hal ini, regulasi dan standar keselamatan harus diperkuat untuk memastikan bahwa produk inovasi tidak hanya menguntungkan sektor industri, tetapi juga memberikan manfaat yang signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Kerjasama antara Indonesia dan Tiongkok juga harus dijaga agar tidak menciptakan ketergantungan yang berlebihan terhadap Tiongkok dalam berbagai aspek, terutama dalam hal teknologi dan investasi. Dalam proses kerjasama ini, Indonesia harus tetap mempertahankan kemandiriannya dalam pengambilan keputusan strategis dan memiliki kontrol terhadap pengelolaan sumber daya alam serta kebijakan ekonomi.
Selain itu, kerjasama ini juga harus memperhatikan dampak lingkungan dan sosial. Perlu ditegaskan bahwa investasi dan inovasi dalam sektor life sciences tidak boleh merugikan lingkungan atau masyarakat, tetapi harus berkontribusi positif dalam upaya perlindungan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam kesimpulannya, kerjasama antara Indonesia dan Tiongkok dalam memfasilitasi pasar untuk hasil inovasi terbaru, termasuk produk life sciences, adalah langkah yang positif. Namun, untuk memastikan keberhasilan dan manfaat yang optimal dari kerjasama ini, perlu dilakukan kritikan konstruktif untuk memastikan kesetaraan, transparansi, dan kemandirian Indonesia dalam pengambilan keputusan strategis. Selain itu, dampak lingkungan dan sosial juga harus dipertimbangkan agar kerjasama ini berdampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Dengan langkah-langkah yang tepat, kerjasama ini dapat memberikan manfaat yang signifikan dalam meningkatkan arus masuk investasi, pertumbuhan ekonomi, dan kemajuan di ASEAN, khususnya bagi Indonesia.
*) Dosen UNTAG Banyuwangi