Kabar

Untag Surabaya Dampingi Transformasi Masyarakat Dolly Putat Jaya jadi Kawasan Hijau

Untag Surabaya Dampingi Transformasi Masyarakat Dolly Putat Jaya jadi Kawasan Hijau

Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya mendampingi proses transformasi masyarakat Dolly dari kawasan merah menjadi hijau (red to green). Transformasi tersebut meliputi sejumlah aspek seperti aspek sosial, ekonomi, budaya, dan juga psikologi.

Wakil Ketua Tim Intervensi Transformasi Kota Surabaya, Dr. Ir. Retno Hastijanti menjelaskan kepada Majalahpatriot.id, bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari Global Future Cities Programme (GFCP) yang berlangsung sejak 2020 hingga Maret 2022 mendatang. Global Future Cities Programme adalah kegiatan internasional yang diikuti 19 kota terpilih yang tersebar di berbagai negara. Kota Surabaya sebagai salah satunya, ditargetkan melaksanakan dua program yakni Strategi Kesiapsiagaan Gempa Kota Surabaya dan Rencana Transformasi Kota Surabaya dengan pilot project di Dolly Putat Jaya.

Hastijanti, yang juga Dosen Arsitektur Untag ini menambahkan, “Selama lebih dari dua tahun kami melakukan penelitian dan pengabdian di kawasan Dolly dan menemukan hasil yang cukup banyak. Namun kami berfokus pada Urban Design Guideline (UDGL) yang menggerakan aspek ekonomi, menghidupkan kebudayaan dan mengubah citra negatif (kawasan lokalisasi) menjadi tempat berkreasi.”

Dijelaskannya, Untag Surabaya terdiri dari sejumlah tim ahli dari beberapa disiplin ilmu yang relevan dengan program, yakni psikologi, arsitektur, komunikasi dan tim ekonomi. Tim tersebut memberikan pengarahan dengan melakukan Focus Group Discussion dan kegiatan-kegiatan kolaboratif yang inklusif untuk mengetahui kebutuhan dan kemauan masyarakat Dolly untuk kawasannya, sehingga program yang dilakukan bisa dijalankan oleh masyarakat dengan tanggungjawab karena sesuai dengan kemauan warga.

Sementara itu Komandan Community Engagement GFCP Bintang Putra, menambahkan, FGD minimal dua kali dalam sebulan, tujuannya menjembatani peneliti dengan warga dan akurat mendapatkan data. FGD tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan program-program yang disesuaikan dengan kebutuhan warga setempat, termasuk konsultasi untuk healing, pengembangan kampung seperti urban farming, kolaborasi antara UMKM dengan local brand, dan workshop kreatif.

Baca selengkapnya di Patriot Majalah digital Edisi Maret 2022.

Post Comment